Minggu, 26 Juni 2016

Business Intelligence Perbankan Syariah Indonesia


Business Intelligence (BI) adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Hasil keluaran dari teknologi BI dapat berupa tampilan data masa lalu dari operasi bisnis, juga tampilan operasi bisnis saat ini, atau juga prediksi untuk operasi bisnis di masa depan.
Fungsi umum yang biasa terdapat pada BI adalah reporting, online analytical processing, analytics, data mining, business performance management, benchmarking, text mining, dan predictive analytics.
BI menggunakan Data Warehouse untuk mengelola data-datanya dalam jumlah besar dan kemudian data tersebut dapat dikelola dan ditampilkan dengan lebih eye catching. Namun tidak semua BI menggunakan Data Warehouse dalam mengelola data-datanya. Artinya tidak semua BI membutuhkan Data Warehouse dalam mengelola data-datanya.
BI bertujuan untuk memudahkan dan mendukung pembuatan keputusan pada operasi bisnis. Sistem BI tersebut dapat disebut juga Decision Support System (DSS). DSS memberikan bantuan manajemen dan perencanaan dari sebuah organisasi dan bisa membantu dalam membuat keputusan yang tidak dapat dibuat secara mudah oleh manusia. Misalnya keputusan yang sulit dispesifikasikan karena hal yang berkaitan dapat berubah secara acak.
SMART Consulting, kali ini mencoba menganalisis data-data yang berkaitan dengan perbankan syariah di Indonesia secara umum untuk diolah dengan bantuan salah satu software BI yakni IBM Watson Analytics. Data-data tersebut antara lain: Total Aset, Jumlah Kantor (termasuk KC, KCP, KK), Jumlah pegawai, Total Dana Pihak Ketiga, Total Pembiayaan, Laba Bersih hingga Jumlah rekening. Data perbankan syariah disini termasuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Beberapa insight dapat terlihat pada gambar. Faktor yang mendorong pertumbuhan aset bank syariah adalah: jumlah kantor, jumlah rekening, dan DPK. Selain itu, variabel pembiayaan dan total HR juga menjadi pendorong (driver) lain.
Dalam analisis tren, terlihat bahwa sejak 2005 hingga 2015 data-data perbankan syariah mengalami kenaikan. Meski sejak 2014 kenaikannya tidak eksponensial. Insight menarik lain dalam analisis ini, jumlah pegawai (human resources) dalam industri perbankan syariah kenaikannya relatif lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan data lain. Ini baru bicara kuantitas SDM, belum kualitas.
Hasil lainnya adalah terkait analisis 'relationship', hubungan antardata, antarvariabel. Secara umum, seluruh data memiliki hubungan (slope) positif. Semakin banyak dan luas jaringan kantor, semakin tinggi aset. Demikian pula dengan DPK, jumlah rekening, dan pembiayaan. Yang menarik adalah kaitan antara total aset dengan laba bersih (net income). Tampak pada gambar, meski positif namun data menunjukkan laba bersih terbesar terjadi pada 2013 silam, bukan akhir periode 2015. Artinya, 2 tahun ke belakang, perkembangan bank syariah memang tidak sesuai ekspektasi.
Di luar analisis di atas, masih banyak lagi modul lain yang sangat bermanfaat seperti: bagaimana model prediksi di masa depan, apa nilai paling relevan dari data-data terkait, dan sebagainya. Sebagai informasi, tools ini mampu mengolah data time series hingga ratusan ribu bahkan jutaan data. Data tersebut kemudian secara cepat dapat ditampilkan dengan menarik dan diambil insight.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar